Tak PenTing taPi bErniLai

Tak PenTing taPi bErniLai
TerbiaSa mendokuMentasikan suaTu peRistiWa walau taK beGitu pEntiing taPi bernilai :D

BiO ChErrY

Foto saya
I always give my beautiful smile to all.. n_n

Selasa, 07 Februari 2012

B a Y a N g A n K u

Jgn seDih lg rya. . .

Hapus airmTa'a. . .

Biarkn rSa skit htimU hilng scra pRlahan-lahan..

Rasa skit tU pendam dlm htimu, tp jgn kau bwt mNjdi dEndam..

AtuR emOsimU jgn emOsimU yg mNgtUr drimu..

Tetap hiasi wjahmu dgn snYuman..

DEAR MY MOTHER

Surat uTk ibu

oleh Suryani Hanum Sidabutar pada 22 Desember 2010 pukul 19:42
Slmat hr ibu bwt ibu2 smw dslruh dunia truTama bwt ummiQ trcinta,.

Ummiq..
Kau sgala'a bgiku,
kau tlah mlahirkanq,mnyusuiq, & jg mMbesarknq..

Ummiq..
Aq sngat merinduknMu,
ingin rSa'a aq brda dDktmu saAt ini, mNgucpkan hri ibu sPrti smw org yg mNgucpkn hri ibu kpd ibu mrka.,

aq iri dgn mreka..
UmMiq

Wlw kau tak ad dsni, tak brSmaq saAt ini bhkn uTk slma'a, tp aq tTap cyng kpdmu uTk slma'a..

Aq akn slLu brdoa,
agr amal ibdhmu slma d dunia d terima oleh yg MAHA KUASA, dn d ampuni dosa2mu.
tU adlah hadiah yg mNgkin g' sbesar jasa2mu slma ini..

SmOga kau senang d syurga sana

I love U, umMiq.

Lemah Merintih Mati


oleh Suryani Hanum Sidabutar pada 3 Oktober 2011 pukul 20:45
Malam satu tahun lebih satu bulan
Perubahan tak mendekat
Jauh dari keinginan

Pinta impian hanya tidur Tak bangkit
Bisukah?
Tulikah?
Butakah?

Tergeletak kenistaan
Terserak kepedihan
Tercecer butir-butir mutiara mata

Tolakan hati ingini
Pekikan jiwa meminta
Daya tak kuasa
Tahankan gelombangnya

Lemah
Merintih
Mati

R I H K A R E T


oleh Suryani Hanum Sidabutar pada 17 Oktober 2011 pukul 12:18
Nista Menggunung Ujian Tak Kunjungi Urung

garis pena:
SURYANI HANUM SIDABUTAR

Wanita kerutan banyak tergolek diatas ambal berlapis kain panjang batik biru berpadu cokelat.
Ingat nista menggunung ujian tak kunjungi urung.

Pening kening kanan kiri
ingus turun selaras butir-butir bening
...tik tik tik
Ingat nista menggunung ujian tak kunjungi urung

Isakan demi isakan darah beku rasai
terbekas disana irisan-irisan celotehnya.
Ingat nista menggunung ujian tak kunjungi urung.

KANDIL KEMERLAP


oleh Suryani Hanum Sidabutar pada 2 Desember 2011 pukul 13:16
by: Suryani Hanum

Bibir yang tak bisa menganga
Lisan yang terbata
Hati pelik
Lukis jiwa
Terang rupa
Timbul rasa

Nanar aku
Bagai batu membesi benar
Menoreh detail-detail rincimu

Jasad lurus lampai
Tangan putih, pucat pasi
Bibir bak mawar rekah
Rambut terjulai menyapu tanah
Pipi halus bersemu kemerahan

Bukan!
Bukan..

Pasrahku kian menjadi di tengah keraguan hati

Takut...
Takut!
Takut!

Sajak daduh kepalsuan.

Tak banyak terangkum kisah, canda, luka kita
Tak banyak pujaku

Jadi kandil kemerlap yang tak penat terangi dan beri celoteh semangat

sEPeNGgAL pERkATA

Setengah Kisah

oleh Suryani Hanum Sidabutar pada 5 Desember 2011 pukul 21:30
Sekarang ia tlh berpisah, pria itu telah tinggalkan'a tepat di ujung lorong tanpa pelita yg terangi. Mata'a terus pandang pria itu, smpai lenyap dri penglihatan'a. Dgn langkah yg berat tibalah ia k rumah, masuk k bilik tempat tidur'a, tiadalah ingatnya lg memalang pintu bilik itu dr dalam, ia menghempaskan diri'a k atas t4 tidur'a. Sekuat tenaga, ia tdi menahan dukacita'a. Sbgmna sudah dimaklumi, amatlh susah bagi'a menyembunyikan duka'ya itu. Walaupun itu harap'a tak tahulah pria itu hal ini. Ia ingin pria itu tetap lihat keceriaan'a.

"Wahai cintaku, maafkanku segala kecewamu!" tangisnya. Tak dapatlah ia lagi berkata-kata, krn tangisnya menyumbat tenggorokan & air mata'a bercucuran pd pipi'a yg halus itu, jatuh k bantal-guling'a.
Meskipun air mata'a berlinang-linang, ia duduk, karena bantal'a sdh basah. Duduk'a sesaat terdengar jeritan amat kuat dari perut'a.
"Lapar-lapar. Tidakkah kau tau seharian aku menahan lapar, tak ada sesuap nasi kulahap." jerit perut.

Perempuan itu sudah muda remaja. Jeritan perutnya tak dihiraukan'a. Ke2 belah tangan'a ditongkatkan'a k dagu dan mata'a pandang boneka beruang brwarna merah muda di hadapan'a. Tetapi tiadalah ia melihat boneka itu, melainkan barang lainlah yang nampak oleh'a, krn duduk'a tlh dipenuhi kisah.
Seorang pun tak ada yg lihat'a duduk termenung. Amatlah kasihan kita melihat gadis yang semuda itu digoda kesusahan. Hati siapa takkan iba melihat muka yg manis itu menjdi muram, bibir yg merah & tipis itu tiada menorehkan senyum lagi, sebagaimana biasa'a. Akan tetapi apa boleh buat, tak ada seorang pun yg dpt menghibur'a krn ia hanya sendiri dlm bilik'a.
Boneka beruang dihadapan'a, melihat kawan sekamar'a bersusah hati, ia seolah-olah berkata, "Janganlah tuan menangis, wahai gadis cantik, tiadakah sayang tuan melihat air mata tuan yang mahal itu terbuang? Diamlah. "
jgnlah tuan terlampau amt bercintakan hal yg mungkin telah dimaafkan'a."
Bnyk ucp hibur boneka itu, ttpi ia tak mendengar. Mata'a sdh tertutup & trtdurlah.